PENDAKIAN GUNUNG SINDORO
Temanggung, 18–19 Juli 2025 — UKM Pecinta Alam MANATALA UNDARIS telah sukses melaksanakan kegiatan pendakian bersama ke Gunung Sindoro via Basecamp Kledung selama dua hari satu malam, dengan jumlah peserta sebanyak 13 orang yang terdiri dari 6 laki-laki dan 7 perempuan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi momentum pendakian semata, tetapi juga sebagai upaya membangun kekompakan, melatih ketahanan fisik, dan menumbuhkan kesadaran lingkungan melalui misi zero waste serta menjaga kebersihan jalur pendakian. Pendakian kali ini juga bukan hanya tentang menjejakkan kaki di puncak 3.153 Mdpl, tapi juga tentang perjalanan pulang yang utuh, sehat, dan tentunya penuh cerita unik yang tidak terlupakan.
Persiapan Santai Namun Serius


Sebulan sebelum keberangkatan, tim telah melakukan latihan fisik rutin seperti jogging, berenang, hingga simulasi trekking lengkap dengan carrier—karena naik gunung itu bukan hanya perkara niat yang kuat, tetapi juga kebugaran. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan fisik dalam menghadapi medan Gunung Sindoro yang cukup menantang.
Berikut catatan waktu perjalanan kami:
- Start dari Basecamp: 10.02 WIB
- Mulai trekking: 10.22 WIB
- Tiba di Sunrise Camp: 16.05 WIB
- Summit Attack: 03.00 WIB
- Tiba di Puncak: 08.00 WIB
- Turun dari puncak ke Sunrise Camp: 09.15 WIB
- Tiba kembali di Camp: 12.30 WIB
- Sampai Basecamp: 16.35 WIB
Kisah Seru yang Terjadi di Balik track terjal


- Karcis ojek jadi rebutan—padahal bukan sembako! Momen ini terjadi saat para driver ojek berebut penumpang, mirip flash sale tiket konser.
- Naik ojek super balap—sampai ada ban bocor! Pemandangan seperti MotoGP Sindoro ini membuat adrenalin naik bahkan sebelum tracking dimulai.
- Insiden kambuhnya asma pada salah satu anggota di awal perjalanan dan langsung ditangani dengan cepat di basecamp menggunakan bantuan oksigen. Berkat respons sigap dari tim, kondisi peserta kembali membaik dan ia tetap tinggal di basecamp untuk beristirahat, sementara rombongan lainnya melanjutkan perjalanan.
- Drama tenda terbang—kami pindah lokasi dua kali karena lahan sempit. Akhirnya tenda dipindahkan dengan mengangkat bersama-sama. Benar-benar menjadi “tenda walk-in edition”.
- Summit—pukul 03.00 dini hari kami mulai summit. Namun baru satu jam jalan, satu rekan tidak mampu lanjut dan memutuskan kembali ke tenda ditemani seorang anggota lainnya.
- Tidur di trek saat summit—karena dingin dan capek, ada beberapa pendaki yang sempat ‘power nap’ di jalur pendakian. Bukti bahwa istirahat bisa di mana saja.
- Kentut bau belerang—ya, ini nyata! Udara campur belerang yang terhirup dapat mengakibatkan seakan-akan aroma kentut yang keluar menyerupai belerang. Walaupun bau yang cukup menyengat tapi sangat memorable.
Hasil Pendakian dan Refleksi
Dari total 13 orang, sebanyak 10 peserta berhasil sampai puncak, sementara 2 orang tetap di area camp dan 1 orang tetap di basecamp. Meski misi “bersih jalur” belum bisa dilaksanakan karena kondisi fisik yang menurun dan semakin ramai pendaki yang berdatangan, semua sampah pribadi dibawa turun tanpa sisa. Kami memprioritaskan keselamatan dan waktu tempuh agar bisa tiba di basecamp sebelum adzan magrib, dan alhamdulillah seluruh peserta tiba dengan kondisi sehat dan selamat pada pukul 16.35 WIB.
Penutup: Pendakian Bukan Sekadar Puncak

Pendakian kali ini mengajarkan bahwa tujuan utama bukan semata puncak, melainkan kebersamaan, tanggung jawab, dan pulang dalam kondisi utuh, sehat tanpa kurang satu pun dari anggota. Dengan semangat “zero waste” dan “mengutamakan keselamatan” kegiatan ini menjadi pengingat bahwa alam adalah tempat belajar yang luar biasa, lengkap dengan tantangan dan tawa.
Salam lestari
Arah jalan pulang melaporkan dari, Gunung Sindoro 3.153 MDPL.
Tim Pendaki MANATALA UNDARIS 🫡
Didukung oleh : Cooster Ungaran