Ungaran, 14 Juni 2025 — Dalam rangka membentuk karakter kepemimpinan pemuda yang toleran dan nasionalis, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam (BEM FAI) Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman (UNDARIS) – GUPPI berkolaborasi dengan Duta Damai Jawa Tengah menyelenggarakan Seminar Kepemimpinan dengan tema:
“Nilai Pancasila dalam Kepemimpinan: Membangun Toleransi dan Perdamaian di Tanah Air”.
Kegiatan ini dilangsungkan di Gedung FAI Lantai 2 UNDARIS pada Sabtu, 14 Juni 2025, mulai pukul 07.00 WIB hingga selesai, dengan diikuti oleh ratusan peserta dari kalangan mahasiswa dan komunitas pemuda di Jawa Tengah.Tak hanya mahasiswa UNDARIS, peserta juga datang dari berbagai kampus dan organisasi pemuda di wilayah Ungaran dan sekitarnya, menunjukkan tingginya kepedulian generasi muda terhadap isu kepemimpinan dan toleransi

Nilai Pancasila Harus Direvitalisasi
Dalam sambutan pembukaanya, Dr. H. Naya Amin Zaini, S.H., M.H., Wakil Rektor III UNDARIS, menyoroti kondisi dunia yang rawan konflik dan mengajak peserta untuk menguatkan kembali semangat Pancasila.
“Situasi dunia berpotensi tidak tertib, sehingga nilai-nilai Pancasila harus direvitalisasi. Semua yang telah digariskan oleh founding fathers sudah final,” tegas beliau.
Dekan Fakultas Agama Islam Dr. Hj. Ida Zahara Adibah, M.S.I menambahkan “Kami menyambut baik dan mengapresiasi inisiatif BEM FAI UNDARIS dalam menyelenggarakan seminar bertema Pancasila dan kepemimpinan ini. Di tengah tantangan keberagaman dan potensi konflik sosial, penting bagi generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam membangun sikap toleransi dan semangat perdamaian. Semoga kegiatan ini menginspirasi lahirnya pemimpin masa depan yang berjiwa inklusif dan berlandaskan nilai-nilai kebangsaan.” ungkapnya
Harmoni Islam dan Pancasila, Dasar Kepemimpinan Damai
Seminar ini menghadirkan dua Narasumber utama, yakni Ayep Rosidi, M.Pd.I, Wakil Rektor II UNDARIS dan Eno Malaka, Koordinator Blogger Duta Damai Jawa Tengah.
Ayep Rosidi menekankan bahwa Pancasila dan Islam tidak bertentangan, justru saling menguatkan.
“Islam dan Pancasila tidak perlu dibenturkan karena Islam adalah Pancasilais, dan Pancasila sangat Islamis. Perdamaian tidak akan tercipta jika tidak ada toleransi. Ketika ada perbedaan, maka kedepankan akhlak daripada ilmu,” ujarnya.
Sementara itu, Eno Malaka mengangkat pentingnya karakter dan wibawa dalam kepemimpinan masa kini.
“Seorang pemimpin harus punya kualitas Pancasila — kualitas dicintai dan kualitas ditakuti. Rela berkorban agar punya aura untuk ditaati. Kalau tidak bisa keduanya, paling tidak dia harus ditakuti,” ungkapnya lugas.
Acara ini dimoderatori oleh Ayesha Andara, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam UNDARIS, dan berlangsung dalam suasana edukatif, inspiratif, dan penuh semangat kebangsaan.

Para peserta aktif mengajukan pertanyaan kritis dalam sesi diskusi, mulai dari bagaimana menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan mahasiswa, hingga strategi membangun kepemimpinan yang berwibawa namun tetap humanis di era digital.

Melalui seminar ini, BEM FAI UNDARIS dan Duta Damai Jawa Tengah,menegaskan komitmen mereka dalam membentuk generasi muda yang Pancasilais, toleran, dan siap menjaga perdamaian di tengah keberagaman Indonesia.