Integrasikan Literasi Berbasis Teknologi Dan Penguatan Karakter Di Sanggar Belajar At-Tanzil Putra Kajang Malaysia
Dunia pendidikan Indonesia terus memperluas jangkauan pengabdian hingga ke kancah global. Universitas Darul Ulum Islamic Center Sudirman (UNDARIS) Semarang dan Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pekalongan baru-baru ini sukses menggelar Kuliah Kerja Nyata atau KKN Kolaborasi Internasional di Malaysia yang beranggotakan Luthfi Ayu Ananda (UNDARIS kab Semarang) dan Nadya Mayla (ITSNU Pekalongan).
Program ini secara khusus menyasar Sanggar Belajar At-Tanzil di Putra Kajang, Malaysia, yang merupakan sekolah bagi anak-anak pekerja migran Indonesia. Fokus utama pengabdian adalah mengintegrasikan literasi teknologi dengan penguatan karakter dan wawasan kebangsaan.
Mahasiswa dari kedua kampus ini memperkenalkan berbagai metode belajar inovatif. Salah satunya adalah pengembangan ‘Mini Library’ dan pemanfaatan media edukasi digital sederhana untuk meningkatkan minat baca dan pemahaman. Selain itu, mereka juga mengajarkan literasi keuangan dan budaya cinta tanah air melalui pengenalan berbagai macam batik, lagu dolanan, dan tarian daerah.

Mahasiswa KKN menerapkan pendekatan “Belajar Sambil Bermain” atau edutainment. Mereka memodifikasi permainan tradisional menjadi alat peraga edukatif, pengetahuan umum. Tujuannya adalah menghilangkan kejenuhan dan membuat proses belajar menjadi pengalaman yang ceria.


Tak hanya itu, untuk membekali mereka dengan keterampilan digital yang relevan di era ini, mahasiswa KKN memberikan pelatihan dasar Microsoft Office. Pengajaran ini difokuskan pada pengenalan program seperti Word dan Excel untuk meningkatkan keterampilan literasi berbasis teknologi mereka.

“saya senang bisa belajar computer Bersama cikgu ” ujar Miri Hafisah
Selain aspek teknologi, program ini juga menjadi ajang pengenalan budaya. Anak-anak di Sanggar At-Tanzil diajak mengenal lebih dekat salah satu warisan budaya Indonesia, yaitu Batik. Mahasiswa mengajarkan teknik dasar membatik, menanamkan rasa cinta tanah air melalui seni.

Sementara itu, aspek penguatan karakter dan percaya diri diwujudkan melalui pengajaran menari tradisional Indonesia. Kegiatan menari ini tidak hanya melatih motorik dan kekompakan, tetapi juga menjaga identitas keindonesiaan mereka di tengah lingkungan asing.

Selain aspek akademis, program ini juga menekankan pada penanaman nilai-nilai karakter dan cinta tanah air. Kegiatan seperti permainan edukasi, diskusi kelompok, hingga pengenalan lagu-lagu nasional bertujuan untuk menjaga identitas keindonesiaan anak-anak di tengah lingkungan asing.
“Kami berharap melalui KKN Kolaborasi Internasional ini, anak-anak di Sanggar Belajar At-Tanzil tidak hanya melek teknologi dan literasi, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan tetap bangga sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.” Ujar Luthfi dan Nadya.
KKN Kolaborasi Internasional ini menjadi bukti nyata komitmen perguruan tinggi dalam menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi dan berkontribusi pada pendidikan anak bangsa di manapun mereka berada. Inisiatif lintas negara ini diharapkan terus berlanjut dan menginspirasi kampus-kampus lain untuk peduli terhadap nasib pendidikan anak migran.